Thursday, January 30, 2014
Browse »
home»
baru
»
bursa
»
calon
»
jaring
»
kerja
»
wirausaha
»
Bursa kerja jaring calon wirausaha baru
"Jika seluruh proposal pembiayaan yang mereka tawarkan sesuai petunjuk dan teknis, kami akan segera cairkan dananya," ujarnya sebelum penutupan bursa lapangan kerja dan usaha melalui pola franchise, kemarin.
Menurut Kemas, besarnya minat pengunjung menjadi pengusaha baru maupun mencari lapangan kerja merupakan indikasi acara yang digelar mencapai sasaran yakni solusi mengatasi pengangguran dan penciptaan lapangan, kerja.
Target ini bisa tercapai berkat partisipasi sekitar 120 perusahaan UKM franchisor yang membuka stan selama bursa lapangan kerja dan usaha berlangsung 3 hari, 27-29 Mei 2011, di SME Tower.
Karena itu, Kemas berniat menambah frekuensi agenda bursa yang dikena samakan dengan perusahaan UKM Franchisor. "Paling tidak, akan lebih berguna jika dilaksanakan tiga kali setahun.
Strategi bagi penyerapan tenaga kerja melalui bursa ini diharapkannya diikuti oleh lembaga lain sebab, bersinergi dengan perusahaan UKM Franchisor sangatbesar potensi penyerapan tenaga kerja baik melalui wirausaha baru maupun sekadar mencari pekerjaan.
"Agenda semacam ini sebenarnya untuk menjadi ruu model atau contoh agar bisa diikuti lembaga lain yang peduli mengurangi beban lapangan kerja ataupun mengurangi angka kemiskinan."
Usaha kreatif
Sementara itu, peluang menjalankan usaha sendiri atau wirausaha dinilai semakin besar karena membaiknya iklim ekonomi nasional.
Sayangnya, menurut pengamat ekonomi Aviliani, sebagian besar lulusan sekolah belum melihat wirausaha sebagai gantungan hidup.
"Mereka lebih memilih mencari kerja atau bekerja pada perusahaan atau menjadi pegawai negeri daripada menciptakan usaha sendiri, ujarnya dalam acara career talk yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk, pekan lalu.
Salah satu faktornya karena masih ke dinya persentase lulusan perguruan tinggi atau masih didominasi lulusan sekolah menengah ke bawah. "Kondisi itu yang membuat pola pikir lulusan mencari kerja daripada menciptakan lapangan kerja."
Menurut Aviliani, kondisi perekonomian saat ini sebenarnya menjadi momentum untuk merintis wirausaha dan menciptakan peluang kerja kreatif. Usia produktif bisa didorong untuk melakukan investasi jangka panjang dalam menciptakan usaha kreatif.
Dia memperkirakan hingga 9 tahun ke depan, setidaknya sampai 2020, sekitar 70% warga masih produktif asalkan mulai merintis usaha kreatif pada saat ini.
Bursa kerja jaring calon wirausaha baru
Sedikitnya 23.000 orang tercatat merintis peluang wirausaha baru melalui acara bursa lapangan kerja dan usaha yang digelar Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)-KUMKM. Kemas Danial, Dirut LPDB-KUMKM. mengatakan jumlah itu berdasarkan asumsi dari sektor usaha yang disasar para calon wirausahawan yang hadir pada bursa lapangan kerja dan usaha di SME Tower, Jakarta Selatan.
"Jika seluruh proposal pembiayaan yang mereka tawarkan sesuai petunjuk dan teknis, kami akan segera cairkan dananya," ujarnya sebelum penutupan bursa lapangan kerja dan usaha melalui pola franchise, kemarin.
Menurut Kemas, besarnya minat pengunjung menjadi pengusaha baru maupun mencari lapangan kerja merupakan indikasi acara yang digelar mencapai sasaran yakni solusi mengatasi pengangguran dan penciptaan lapangan, kerja.
Target ini bisa tercapai berkat partisipasi sekitar 120 perusahaan UKM franchisor yang membuka stan selama bursa lapangan kerja dan usaha berlangsung 3 hari, 27-29 Mei 2011, di SME Tower.
Karena itu, Kemas berniat menambah frekuensi agenda bursa yang dikena samakan dengan perusahaan UKM Franchisor. "Paling tidak, akan lebih berguna jika dilaksanakan tiga kali setahun.
Strategi bagi penyerapan tenaga kerja melalui bursa ini diharapkannya diikuti oleh lembaga lain sebab, bersinergi dengan perusahaan UKM Franchisor sangatbesar potensi penyerapan tenaga kerja baik melalui wirausaha baru maupun sekadar mencari pekerjaan.
"Agenda semacam ini sebenarnya untuk menjadi ruu model atau contoh agar bisa diikuti lembaga lain yang peduli mengurangi beban lapangan kerja ataupun mengurangi angka kemiskinan."
Usaha kreatif
Sementara itu, peluang menjalankan usaha sendiri atau wirausaha dinilai semakin besar karena membaiknya iklim ekonomi nasional.
Sayangnya, menurut pengamat ekonomi Aviliani, sebagian besar lulusan sekolah belum melihat wirausaha sebagai gantungan hidup.
"Mereka lebih memilih mencari kerja atau bekerja pada perusahaan atau menjadi pegawai negeri daripada menciptakan usaha sendiri, ujarnya dalam acara career talk yang diselenggarakan oleh PT Kalbe Farma Tbk, pekan lalu.
Salah satu faktornya karena masih ke dinya persentase lulusan perguruan tinggi atau masih didominasi lulusan sekolah menengah ke bawah. "Kondisi itu yang membuat pola pikir lulusan mencari kerja daripada menciptakan lapangan kerja."
Menurut Aviliani, kondisi perekonomian saat ini sebenarnya menjadi momentum untuk merintis wirausaha dan menciptakan peluang kerja kreatif. Usia produktif bisa didorong untuk melakukan investasi jangka panjang dalam menciptakan usaha kreatif.
Dia memperkirakan hingga 9 tahun ke depan, setidaknya sampai 2020, sekitar 70% warga masih produktif asalkan mulai merintis usaha kreatif pada saat ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment